Kamis, 29 Maret 2012

Puisi: "Mohon Maaf Lahir Dan Bathin" karya Whandie

Perkataan yang indah adalah ALLAH
Lagu yang merdu adalah ADZAN
Media yang terbaik adalah AL-QURAN
Senam yang sehat adalah SHOLAT
Diet yang sempurna adalah PUASA

Kebersihan yang menyegarkan adalah WUDHU’
Perjalanan yang indah adalah HAJI
Khayalan yang baik adalah ingat DOSA & TAUBAT
Perasaan yang indah adalah KEBAHAGIAAN
Selamat menyambut bulan suci Ramadhan “MOHON MAAF LAHIR BATHIN”

Kata Mutiara: Win Borden

Tuntutlah yang terbaik dari diri sendiri, karena orang lain akan menuntut yang terbaik dari Anda. Orang-orang sukses tidak hanya memberikan proyek kerja keras. Mereka memberikan karya terbaik mereka.

Kata Mutiara: Bill Hybels

Martabat tidak melayang turun dari surga dan itu tidak bisa dibeli atau diproduksi. Ini adalah hadiah yang diperuntukkan bagi mereka yang bekerja dengan tekun.

Puisi: "Sajak Putih" karya Chairil Anwar

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…

Puisi: "Krawang - Bekasi" karya Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi.